Senin, 18 Oktober 2010

BETAPA BERARTINYA PAPA BAGIKU



            Aku dilahirkan tepat tanggal 29 Agustus 1996, aku anak  bungsu dari 2 (dua) bersaudara kakakku sekarang kuliah sedangkan aku masih SMP, papaku seorang PNS dan mamaku berjualan kecil-
kecilan, keseharianku dipenuhi dengan kegiatan, kegiatan-kegiatan tersebut hampir setiap hari kulakukan.
            Pulang sekolah aku langsung ganti pakaian terus makan setelah makan kami sekeluarga selalu berbincang-bincang dan papaku selalu bertanya apa yang kulakukan disekolah.
            Suatu hari tepat esoknya berpuasa pukul 15.30 sore tahun 2005 yang lalu papaku mengalami kecelakaan, aku dan kakakku langsung menangis histeris setelah mendapat berita sedih itu sedangkan mamaku pingsan seketika, aku bagaikan seorang anak yang tak tau arah, aku bingung mau kemana karena kakak dan mamaku pergi keklinik melihat papaku sedangkan aku hanya dirumah sambil memeluk foto papaku, tak lama itu kakak dan mama memanggilku “Dik mau ikut gak liat papa”, aku langsung berlari sekencang mungkin aku takut kalau ada apa-apa dengan papa.
            Pukul 16.30 papaku langsung di rujuk keRumah Sakit Umum sesampainya disana papaku langsung masuk ruang gawat darurat dan secepatnya diobati. Pukul 21.00 malam papaku baru selesai diobati, sesaat aku masuk ruang papaku aku berlari dan langsung nangis lagi karena aku gak tega melihat muka papa banyak luka-luka.
            Dokter berkata papa gak bisa di opname/rawat inap aku pun bingung dan berfikir “masa orang sakit gak boleh rawat inap mungkin udah gila ya nih dokter”. Waktu terus berputar dan papa dibawa kerumah nenekku di Palembang . sampai dirumah nenek pun, aku tetap gak tega liat papa, esok pun tiba setelah aku bangun, aku mau liat papa tetapi gak ada, hampir seluruh kamar telah kucari, aku pun bertanya sama nenekku “nek papa kemana kok gak ada di kamar”, nenekku menjawab “papamu sudah pergi keRumah Sakit Islam Siti Khodijah”. Aku terdiam setelah mendengar kata-kata nenekku tadi dan aku bilang aku mau liat papa. Siangnya aku diajak pamanku melihat papa, aku terkejut bukan kepalang karena papaku sudah bisa duduk kembali dan bisa bicara sama aku lagi.
            Satu minggu telah berlalu papaku udah cukup sehat untuk pulang dan sudah satu minggu juga aku tidak bersekolah. Hari itu tepat hari kamis kami pulang ke Indralaya.
            Setelah kejadian itu aku selalu menuruti perintah mama dan papa, nasihat mereka pun selalu kuikuti. Aku pernah merenung bahwa Betapa Berartinya Papa Bagiku, Papa yang selalu menemaniku baik suka maupun duka, Satu kata yang pernah papa ucapkan kepadaku “JANGAN MENYERAH”, dan kata-kata itu pula yang membuatku selalu termotivasi untuk belajar, aku hanya mau bilang sama Papa “Terima Kasih Pa, I Love You Forever”.  









 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar